Kakak Kelas Paling Jahil

by RIQA

 

Diterbitkan 2020

Disunting oleh Farah Fakhirah & Maylia Erna
Novella, 74 halaman
dalam Bahasa Indonesia
ISBN: 978-623-7716-09-9

  • “Aduuh… segala lupa dibawa lagi, mana kakak seniornya galak,” dumel Putri dalam hati.

    “Hei kamu, yang ada di belakang!” panggil Kak Cintya.

    Sontak Putri mengangkat kepalanya, yang sebelumnya menunduk mencari barang-barang perlengkapan. Sekejap badannya agak kaku karena terkejut merasa dirinya dipanggil.

    Sial betul nasib Putri. Ia harus merelakan masuk ke ekskul yang tidak dia sukai, paduan suara, agar tidak bertengkar dengan sahabatnya. Sudah begitu, kakak senior yang mengurus ekskul itu galak dan jahil luar biasa. Berkali-kali dia mengerjai Putri, tapi tentu saja, Putri tidak akan tinggal diam!

  • Pagi ini amat cerah. Angin bertiup, burung berkicau, mentari bersinar. Di sebuah taman, tiga serangkai sahabat terlihat sangat bahagia. Saling bercerita satu sama lain. Kadang tertawa, terdiam, kagum, bahkan terkejut. Salah satu dari mereka ada yang membuat lelucon yang sangat lucu, sampai-sampai dua sahabatnya yang lain tertawa terpingkal-pingkal. Perut mereka terasa sangat sakit, karena menertawai lelucon teman mereka.

    “Sudah-sudah, perutku sudah sakit menertawaimu!” pinta Amel kepada sahabatnya.

    “Baru juga sedikit, leluconku. Kalian sudah sakit perut duluan! Ck, ck, ck,” jawab Putri kepada sahabatnya.

    “Memang baru sedikit leluconmu, tapi perutku sudah sangat sakit menertawaimu!” sahut Tania, yang tidak kuat tertawa.

    Mereka bertiga pun tertawa bersama-sama. Mereka memang sahabat yang sangat akrab. Setiap hari libur, mereka selalu merencanakan akan bertemu di mana. Tempat yang sering dikunjungi oleh mereka adalah taman kota. Terkadang, mereka juga saling mengunjungi rumah satu sama lain.

    Hari ini adalah hari libur terakhir mereka, besok mereka harus masuk sekolah. Setelah bersenang-senang di taman mereka pulang ke rumah masing-masing. Mereka pulang berjalan kaki bersama-sama, masih saling mengobrol dan bercanda satu sama lain.

    Di perjalanan, mereka menemukan anak kucing yang terluka. Tubuhnya kotor dan terlinganya berdarah. Jatuh kasihan, Putri akhirnya membelikan sosis di warung terdekat untuknya, sementara Amel membersihkan lukanya. Mereka ingin memelihara anak kucing itu, namun Amel dan Putri tidak diperbolehkan memelihara binatang, akhirnya anak kucing itu dibawa pulang oleh Tania. Setelah itu, mereka berpisah jalan ke rumah masing-masing.

Previous
Previous

Through The Night

Next
Next

The Magicc Doll