Perempuan di Ujung Musim Gugur

by Eren, Ve, Ira & Puput

 

Akan diterbitkan 2024

Disunting oleh Maylia Erna
Antologi short memoar, 124 halaman
dalam Bahasa Indonesia
ISBN belum tersedia

  • Kehidupan berjalan bagai bianglala yang mempunyai pemberhentian di tian renajana. Kadang Tuhan menuliskan nubuat tak seperti harapan dan mimpi yang dibangun, dan manusia cukup dengan berjeda, menghirup napas hingga merasakan lega, menerima setiap luka menjadi duka, karena derita selalu ditulis kapan kadaluwarsanya, hanya cukup dengan percaya.

  • Tergores Dalam
    Short Memoar by Ve

    Sial... aku lupa! Pasar kaget! Duh, bakal telat ini.

    Benakku begitu riuh pagi ini, menyaingi ramainya teriakan para penjaja barang di luar sana. Ya, kini mobilku terlanjur ‘terperangkap’ dalam keramaian pedagang yang turun ke jalan. Baru aku teringat jika setiap minggu kedua, jalan raya ini digunakan untuk berolahraga masyarakat setempat. Jalan tikus yang kupikir akan mempercepat jarak tempuh ke kawasan Kemang, kini begitu sesak dipenuhi lautan manusia, lapak penjual dan kendaraan bermotor yang bercampur menciptakan satu kemacetan panjang. Entah mengapa, aplikasi peta online di layar gawai ini malah mengarahkanku untuk melintasi lintasan super padat ini.

    Jalan sempit ini kian terasa sesak dengan kumpulan manusia dan kendaraan bermotor yang begitu serempak memadati. Mataku sempat melirik jam di dashboard, menit kian bergeser mendekati 9:30, waktu kelas menulis mingguanku. Tak lama, mataku kembali kuarahkan ke depan. Mendadak sebuah motor berjalan memutar, mencoba melintas dengan melawan arus dari arah kanan depan. Kaget, tangan ini refleks memutar setir hingga langsung mengarah ke kiri.

    Brakkk!!!

    Srrrreeeeeettttt!!!!!!!

    Mendadak suara besi saling beradu menyesaki runguku dari balik setir. Ya, Tuhan... nyerempet kan!! Terkesiap, aku langsung menoleh penuh siaga ke sisi kiri mobilku. Tanpa kusadari sebelumnya, sebuah motor terparkir dengan ekornya hampir ke tengah jalan. Sejenak aku terdiam, otakku mencoba mencerna. Kakiku begitu kaku dengan posisi menginjak pedal rem dalam-dalam. Lalu kuputuskan untuk mencari tempat berhenti demi memeriksa kondisi kendaraan, sekaligus mengganti rugi kendaraan yang aku serempet tadi.

Previous
Previous

Mini Adventure

Next
Next

Talented